MOMENTUM NEWS – KERINCI, Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2025 yang semestinya berlangsung khidmat dan penuh apresiasi kepada para pendidik di SMA 13 Kerinci, justru ternoda oleh aksi tidak terpuji. Acara perayaan pada Selasa (25/11/2025) tersebut mendadak ricuh akibat perkelahian hebat antarsiswa kelas XI di lingkungan sekolah.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Insiden yang mencoreng dunia pendidikan ini terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Suasana yang tadinya kondusif berubah menjadi ketegangan ketika adu mulut antarsiswa berujung pada bentrokan fisik.

Akibat kejadian tersebut, sejumlah siswa dilaporkan mengalami luka-luka. Salah satu korban berinisial PL diketahui menderita luka yang cukup serius hingga harus dilarikan ke RSUD Mayjen H.A. Thalib, Sungai Penuh, untuk mendapatkan perawatan intensif.

Merespons kejadian ini, aparat kepolisian dari Polsek Air Hangat Timur telah turun ke lokasi untuk mengamankan situasi dan menangani kasus tersebut.

Dugaan Intimidasi dan Upaya Tutup Mulut

Selain insiden kekerasan, pihak keluarga korban menyoroti adanya dugaan tekanan dari pihak internal sekolah. MN, paman dari korban PL, menyatakan keberatan keras atas kejadian ini, terutama terkait dugaan adanya intimidasi yang dilakukan oleh beberapa oknum guru.

“Kami merasa keberatan, tidak hanya soal perkelahiannya, tetapi juga adanya indikasi beberapa oknum guru yang melakukan intimidasi terkait kejadian yang terjadi,” tegas MN kepada awak media.

Hingga berita ini diturunkan, pihak sekolah terkesan enggan memberikan klarifikasi. Awak media telah berupaya menghubungi Kepala Sekolah SMA 13 Kerinci melalui pesan WhatsApp untuk meminta konfirmasi resmi, namun nomor tersebut tidak dapat dihubungi. Sikap tertutup ini memunculkan dugaan bahwa pihak sekolah berupaya menutup-nutupi insiden kekerasan yang terjadi tepat di momen sakral Hari Guru Nasional tersebut.

Kekecewaan Masyarakat

Kejadian ini memantik reaksi negatif dari masyarakat sekitar dan orang tua siswa. Publik menilai insiden ini sangat ironis mengingat terjadi pada hari penghormatan bagi para guru.

“Kami sangat menyayangkan kejadian ini, apalagi pada peringatan Hari Guru yang seharusnya menjadi momen penghormatan kepada para pendidik, bukan ajang perkelahian,” ujar salah satu warga setempat yang enggan disebutkan namanya.

Saat ini, publik mendesak agar pihak Dinas Pendidikan dan kepolisian dapat mengusut tuntas kejadian ini secara transparan tanpa ada yang ditutup-tutupi.

(Harpai)